AKANKAH JEMBATAN PAKEL INI DIBANGUN ?
Pj. Kades Sumberpucung Hj. Ti'ah,S.SosM.Si. sedang menunggu kehadiran
Bapak Plt. Bupati Malang Drs.H.M. Sanusi,MM. dalam rangka meninjau lokasi rencana Pembangunan Jembatan Pakel
Jembatan Pakel adalah Jembatan yang
menghubungkan Kecamatan Sumberpucung dengan Kecamatan Kromengan. Jembatan Pakel sebuah jembatan Purbakala yang sudah ada sejak dulu kala, ceritanya pada tahun
1980-an baru saja dibangun tetapi terpaksa harus ditenggelamkan karena
dibendungnya Sungai Lahor dan Kali Biru untuk mendukung kebutuhan pasokan air
Bendungan Sutami Karangkates. Seperti kita ketahui bersama bahwa, Bendungan
Sutami adalah Pembangkit Listrik untuk kebutuhan Listrik Jawa Bali.
Dibendungnya Sungai Lahor dan Kali Biru dinamakan "Bendungan Lahor".
Demi Bendungan Lahor yang bermanfaat untuk kepentingan yang lebih besar,
masyarakat Sumberpucung rela Jembatan Pakel ditenggelamkan. Padahal Jembatan
Pakel dulunya merupakan urat nadi perekonomian masyarakat Sumberpucung dengan
daerah penghasil pertanian dan perkebunan yang besar dari daerah Kromengan dan
sekitarnya, dan Sumberpucung merupakan daerah pemasaran hasil bumi yang
potensial.
Jembatan penghubung dua Kecamatan ini rencananya akan dibangun kembali namun tidak pada posisi semula tetapi bergeser sedikit ke arah timur dengan bentangan yang lebih panjang dan harus ada jalan tembus menuju jalan lama yang panjangnya sekitar 200 m dari lokasi rencana letak jembatan.
Foto : lokasi rencana pembangunan Jembatan Pakel membentang di atas
Kali Biru yang terbendung Bendungan Lahor.
Bentangan rencana jembatan ini cukup panjang, mungkin teranjang di Malang raya
Antusias warga Sumberpucung sangat tinggi dalam menyambut pembangunan jembatan Pakel ini yang ditunjukan dengan hadir dalam kerja bhakti membersihkan lahan dari semak belukar dan rerumputan liar.
Foto : Giat kerja bakti dalam pembersihan lahan rencana jalan tembus.
Pada Sabtu pagi 20 Juli 2019 kemarin Bapak Bupati Malang Drs.HM.Sanusi,MM. di dampingi Wakil Ketua DPRD Kab. Malang meninjau langsung ke lokasi untuk melihat lahan yang baru dibebaskan dan berdialog dengan warga Pakel
Foto : Camat Sumberpucung (H.M.Sholeh), Plt. Bupati Malang (HM.Sanusi), Wakil Ketua DPRD Kab.Malang (Unggul), Pj.Kades Sumberpucung(Hj.Ti'ah) dalam dialog dengan warga Dusun Pakel Desa Sumberpucung
Dari dialog ini Bupati Malang menginformasikan bahwa pembangunan jembatan akan dimulai pada tahun 2020 dengan anggaran sekitar Rp. 50 M.
Sebelumnya
Kecamatan Kromengan adalah bagian dari Kecamatan Sumberpucung. Kala itu
Kecamatan Sumberpucung terdiri dari 12 Desa. topografi wilayah Kecamatan
Sumberpucung terbelah oleh Kali Biru yang membujur dari timur hingga sungai
Lahor menjadi dua bagian. Terdapat dua buah jembatan penghubung, yaitu Jembatan
Sumberpucung-Kromengan dan Jembatan Slorok-Ngadirejo. Kedua jembatan tersebut
adalah urat nadi segala aktifitas kegiatan terutama kegiatan perekonomian
masyarakat Kecamatan Sumberpucung.
Pada
tahun 1980 an Sungai Lahor dibendung untuk mendukung bendungan induk Sutami, dan
tenggelamlah jembatan penghubung antara Sumberpucung-Kromengan, jembatan yang
menghubungkan desa-desa yang ada di belahan Selatan dan belahan utara Kali Biru.
Satu-satunya jembatan penghubung yang ada hingga kini tinggal Jembatan
Slorok-Ngadirejo.
Sebagai
akibat dari tenggelamnya jembatan Sumberpucung-Kromengan, jarak tempuh
desa-desa yang berada di belahan utara Kali Biru menuju tempat-tempat fasilitas
umum dan pusat pelayan public yang pada umumnya berada di ibukota Kecamatan
Sumberpucung menjadi berlipat ganda jauhnya. Perjalanan timbal-balik masyarakat
menuju desa-desa seberang Kali Biru harus ditempuh melalui jalur melingkar
karena tidak ada lagi jalan terdekat yang bisa ditempuh, satu-satunya akses
jalan darat yang memadai hanya melalui jembatan Slorok-Ngadirejo. Hal ini menjadikan terhambatnya
kecepatan akses perjalanan lalu lintas Sumberpucung-Kromengan.
Terputusnya
akses Kromengan-Sumberpucung akibat tenggelamnya jembatan telah dimanfaatkan
oleh warga sekitar dengan membuka jasa pelayanan penyeberangan perahu, namun
karena julur melalui penyeberangan perahu ini sangat tidak memadai, maka jalur
ini sepi, jasa penyeberangan perahu tidak se ramai yang diharapkan. Jalur
lalu-lintas Sumberpucung-Kromengan melalui Pakel menjadi jalan setapak dan mampet/Mati.
Sebagai ekses terputusnya akses jalan Sumberpucung-Kromengan, beberapa tahun setelah tenggelamnya jembatan itu Kecamatan Sumberpucung dipecah menjadi dua, yakni Kecamatan induk Sumberpucung dan
Kecamatan Kromengan pecahannya .
B.
Ekonomi Desa Sumberpucung tempo
doeloe.
Dahulu
sebelum jembatan Sumberpucung - Kromengan terputus, Desa Sumberpucung menjadi
sentra daerah pengembangan ekonomi yang ramai. Pasar Sumberpucung menjadi pasar
hasil bumi dan pasar Hewan yang cukup ramai. Di pertigaan depan masjid Jamek
Sumberpucung banyak terdapat gudang milik saudagar Tionghoa. Gudang-gudang itu untuk
menampung hasil bumi seperti Kopi, Cengkeh dan lain-lain dari daerah Kromengan,
Peniwen, Jambuer dan sekitarnya. Di sepanjang jalan Pakel menjadi jalan
protocol yang ramai, banyak berdiri toko/warung kelontong, warung makanan yang
cukup ramai pembelinya karena lalu-lintas jalur ini sangat ramai oleh pejalan
kaki, pengendara sepeda angin, dan
kendaraan bermotor. Perekonoman rakyat Sumberpucung khususnya Dusun Pakel tergolong
cukup makmur karena banyak yang bekerja sebagai pedagang dengan memanfaatkan
ramainya jalan protokol Pakel- Kromengan .
C.
Ekonomi Desa Sumberpucung pasca
jembatan di tenggelamkan.
Pasca
Jembatan ditenggelamkan, jalan raya Pakel seperti gang buntu, kegiatan
perdagangan di sepanjang jalan raya Pakel
menjadi sepi, usaha perdagangan di tempat ini satu persatu gulung tikar,
Gudang-gudang milik saudagar Tionghoa satu persatu ditutup dan kini yang tinggal
hanya kenangan saja.
Perkembangan
Pasar Sumberpucung juga ikut terdampak, karena menjadi sepi, pengunjung tidak
se ramai sebelumnya. Hasil bumi dari daerah Kromengan tidak lagi masuk pasar
Sumberpucung. Hubungan ekonomi, perdagangan, persaudaraan, pertemanan dan
lain-lain antara orang-orang
Sumberpucung dengan orang-orang yang ada di belahan utara Kali Biru menjadi merenggang
sebagai akibat sarana perhubungan terputus, jarak tempuh menjadi jauh dan
akibatnya biaya perjalanan semakin tinggi menyebabkan acara silaturahmi menurun
drastis.
D. Dampak positif bila Jembatan dibangun:
(Ekonomi, Sosbud, Katibmas)
1. Sektor Ekonomi.
Jarak tempuh semakin pendek, Harga
Tanah meningkat, peluang bisnis semakin menjanjikan, ekonomi rakyat Kromengan –
Sumberpucung khususnya rakyat Dusun Pakel akan berkembang Pesat terutama dari
sector perdagangan dan aneka industry kecil . Juga sangat berpeluang timbulnya
Destinasi wisata baru dengan obyek wisata Jembatan terpanjang di Malang raya.
Selain itu ada peluang lowongan tenaga
kerja local sebagai pekerja bangunan, penjual makanan, dan lain-lain.
2. Sektor Sosial Budaya.
Semakin dekatnya jarak tempuh akan
semakin menjalin keakrapan pertemanan, kekeluargaan dan kerukunan antara warga di
dua Kecamatan Sumberpucung-Kromengan.
3. Sektor Keamanan
Koordinasi aparat dalam pembinaan
keamanan dan penanggulangan Kamtibmas di wilayah ke dua kecamatan semakin mudah
dan Cepat.
E.
Dampak negative :
Dampak negative yang timbul secara masiv bisa dikatakan tidak
ada, kalaupun ada mungkin terjadi pada usaha jasa Perahu penyeberangan
Kromengan-Pakel kemungkinan akan gulung tikar, tetapi masih ada solusi yang
bisa ambil, yaitu jasa penyeberangan perahu ini bisa dialihkan ke tempat lain,
misalnya penyeberangan Karangtengah-Mentaraman Jatiguwi menuju SMUN 1 Sumberpucung
atau mungkin yang lainnya.
F.
Hambatan yang ada.
Kendala Teknis : Kondisi Sedimen tanah yang gembur/mudah bergerak.
Kendala non teknis : Pembebasan lahan belum tuntas .
Pembiayaan :
Perlu biaya yang cukup besar (berkisar Rp. 50 M)
1. P. Margo : 455 m2
2. Toyani/P.Tego : 706 m2
3. P.Taip :
478 m2
4. P. Mansur : 506 m2
5. Pangi : 73 m2
6. Junaedi : 2262 m2
G. Harapan / himbauan
Diharapkan
ada partisipasi dan peran serta masyarakat untuk pembangunan jembatan ini antara
lain dengan :
1. Membantu mempermudah proses pembebasan lahan;
1. Membantu mempermudah proses pembebasan lahan;
2.
Menciptakan
situasi yang kondusif di lingkungan obyek bangunan;
3.
Selalu
menjaga Kamtibmas;
4.
Ikut
berupaya memperlancar pelaksanaan pembangunan.
H.
PENUTUP
Semua tantangan dan harapan terhampar lebar dihadapan kita.
Semua itu akan dapat kita jangkau manakala ada niat yang tulus dan tekad yang
kuat yang mendasari semangat kita.Insya
Allah sepanjang apapun jembatan ini, setinggi apapun biaya pembangunannya, jika
Allah menghendaki, maka tidak ada yang mustahil bagiNya, KUN FAYAKUN…
Tetaplah
kita berdo’a juga bekerja untuk terwujudnya jembatan ini, aamiin…..
Hebat.... Semoga segera terealisasi... Amin..... Boleh ijin share ya....
BalasHapusSilahkan di share, agar banyak warga yang mengetahui informasi ini.
Hapusmonggo
BalasHapus